Kota Marawi, yang berlokasi di negara Filipina memang sempat mengalami situasi yang cukup mencekam beberapa waktu yang lalu.
Peperangan yang terjadi antara pihak militer Filipina dan kelompok pemberontak di kota tersebut memakan korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit.
Para tentara bahkan warga sipil yang tak berdosa juga turut menjadi korban dari kejadian ini.
Banyaknya jumlah korban jiwa akibat kejadian ini membuat negara tersebut sempat dirundung rasa duka yang amat mendalam.
Bahkan, ada sebuah kisah menyentuh hati yang datang dari salah satu tentara yang ikut berpartisipasi dalam pertempuran tersebut.
Kisahnya bahkan dengan cepat menyebar di kalangan netizen Filipina, dan langsung menjadi buah bibir di dunia maya.
Dhan Ryan Bayot, tentara 24 tahun berpangkat Prajurit Kelas 1 ini awalnya ditugaskan di sebuah Detasemen yang berlokasi di Kota Barangay Lilod.
Ia ditugaskan bersama dengan 8 orang tentara lainnya dari Batalion Infantri ke 51.
Ryan dan rekannya awalnya dikirim kesana atas permintaan salah seorang walikota yang rumahnya berada tak jauh dari wilayah konflik tersebut.
Yang lebih mengejutkan, belum lama mereka menginjakkan kaki disana, Ryan dan rekan-rekannya langsung diserang oleh pihak pemberontak.
Tembakan demi tembakan seolah terus berdatangan dari berbagai sisi.
Bahkan beberapa tembakan berasal dari arah rumah walikota tersebut.
Tak diketahui pasti apakah rumah sang walikota sudah diambil alih pihak pemberontak atau tidak pada saat itu.
Sempat beredar pula spekulasi jika bodyguard dari sang walikota kemungkinan sudah memberontak ke pihak musuh.
Tak lama setelah rumbongannya diserang, 5 rekan Ryan tewas akibat luka tembakan.
Disaat serangan terus menerus datang, tiga dari rekan Ryan yang masih hidup berhasil melarikan diri.
Namun sayang, Ryan justru tinggal seorang diri dan bertempur sendirian menghadapi kelompok pemberontak.
Bahkan, tiga rekan Ryan yang berhasil melarikan diri juga tak luput dari serangan, dimana satu dari mereka tewas dan dua terluka akibat luka tembak.
Meski Ryan sempat meminta bantuan, sulit bagi bala bantuan untuk menembus blokade para pemberontak yang begitu ketat.
Situasi yang semakin genting membuat Ryan seolah tahu jika ia akan meninggal dunia di tempat tersebut.
Bahkan kisah keberanian Ryan juga ditulis di sebuah akun Facebook bernama 'Sa Ngalan ng Gobyerno'.
Pemilik akun tersebut bahkan menulis :
"Kali ini, ketika ia merasa jika maut akan datang lebih cepat dari bala bantuan, Ryan akhirnya memberitahukan koordinat atau posisinya kepada pimpinannya.
Ia meminta agar sang komandan membombardir lokasinya agar semua musuh yang mengepungnya pada saat itu bisa dikalahkan."
"Bom saja lokasiku pak!," adalah kata terakhir yang didengar semua rekan Ryan pada saat itu.
Mendengar permintaan Ryan, semua rekannya seolah tak percaya dan merasa sedih.
Namun, keteguhan serta tekad kuat dari Ryan untuk membela negaranya membuat sang komandan dan semua rekannya memutuskan untuk memenuhi permintan prajurit pemberani tersebut.
Bom pun diluncurkan di lokasi tempat Ryan berada.
Ryan mungkin menyadari jika apa yang ia lakukan adalah bentuk bakti terakhirnya kepada negara yang sangat ia cintai, meski hal tersebut harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Setelah kejadian tersebut, jasad Ryan berhasil ditemukan oleh kelompok pencari, dimana Sersan Larry Bayot dari Divisi Pengintaian dari Infantri Divisi 1 juga ikut di dalamnya.
Sersan Larry tak lain adalah ayah dari prajurit pemberani ini.
Saat diwawancarai, sang ayah mengaku jika putranya tak mengalami luka fatal.
Akan tetapi, wajahnya, saat ditemukan, mengalami kerusakan parah dan luka bekas sayatan terlihat menganga di lehernya.
Diduga, kelompok pemberontak berusaha untuk menyiksa dan memenggal kepala Ryan saat Ryan sudah kehabisan amunisi.
Jasad Ryan beserta jasad 6 orang rekannya berhasil ditemukan pada 28 Mei 2017, empat hari setelah mereka dinyatakan tewas akibat serangan kelompok pemberontak.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bahkan secara langsung memberikan medali kehormatan kepada ayah Ryan atas jasa serta keberanian putranya.
Duterte juga berjanji akan memberikan bantuan dana serta santunan pendidikan kepada semua anggota keluarga dari tentara yang berhasil selamat.(Ahmad Sadam Husen/Tribunews.com)
Ryan rela mengorbankan nyawanya agar semua pemberontak bisa dikalahkan. |
Para tentara bahkan warga sipil yang tak berdosa juga turut menjadi korban dari kejadian ini.
Banyaknya jumlah korban jiwa akibat kejadian ini membuat negara tersebut sempat dirundung rasa duka yang amat mendalam.
Bahkan, ada sebuah kisah menyentuh hati yang datang dari salah satu tentara yang ikut berpartisipasi dalam pertempuran tersebut.
Kisahnya bahkan dengan cepat menyebar di kalangan netizen Filipina, dan langsung menjadi buah bibir di dunia maya.
Dhan Ryan Bayot, tentara 24 tahun berpangkat Prajurit Kelas 1 ini awalnya ditugaskan di sebuah Detasemen yang berlokasi di Kota Barangay Lilod.
Ia ditugaskan bersama dengan 8 orang tentara lainnya dari Batalion Infantri ke 51.
Ryan dan rekannya awalnya dikirim kesana atas permintaan salah seorang walikota yang rumahnya berada tak jauh dari wilayah konflik tersebut.
Yang lebih mengejutkan, belum lama mereka menginjakkan kaki disana, Ryan dan rekan-rekannya langsung diserang oleh pihak pemberontak.
Tembakan demi tembakan seolah terus berdatangan dari berbagai sisi.
Bahkan beberapa tembakan berasal dari arah rumah walikota tersebut.
Tak diketahui pasti apakah rumah sang walikota sudah diambil alih pihak pemberontak atau tidak pada saat itu.
Sempat beredar pula spekulasi jika bodyguard dari sang walikota kemungkinan sudah memberontak ke pihak musuh.
Tak lama setelah rumbongannya diserang, 5 rekan Ryan tewas akibat luka tembakan.
Disaat serangan terus menerus datang, tiga dari rekan Ryan yang masih hidup berhasil melarikan diri.
Namun sayang, Ryan justru tinggal seorang diri dan bertempur sendirian menghadapi kelompok pemberontak.
Bahkan, tiga rekan Ryan yang berhasil melarikan diri juga tak luput dari serangan, dimana satu dari mereka tewas dan dua terluka akibat luka tembak.
Meski Ryan sempat meminta bantuan, sulit bagi bala bantuan untuk menembus blokade para pemberontak yang begitu ketat.
Situasi yang semakin genting membuat Ryan seolah tahu jika ia akan meninggal dunia di tempat tersebut.
Bahkan kisah keberanian Ryan juga ditulis di sebuah akun Facebook bernama 'Sa Ngalan ng Gobyerno'.
Pemilik akun tersebut bahkan menulis :
"Kali ini, ketika ia merasa jika maut akan datang lebih cepat dari bala bantuan, Ryan akhirnya memberitahukan koordinat atau posisinya kepada pimpinannya.
Ia meminta agar sang komandan membombardir lokasinya agar semua musuh yang mengepungnya pada saat itu bisa dikalahkan."
"Bom saja lokasiku pak!," adalah kata terakhir yang didengar semua rekan Ryan pada saat itu.
Mendengar permintaan Ryan, semua rekannya seolah tak percaya dan merasa sedih.
Namun, keteguhan serta tekad kuat dari Ryan untuk membela negaranya membuat sang komandan dan semua rekannya memutuskan untuk memenuhi permintan prajurit pemberani tersebut.
Bom pun diluncurkan di lokasi tempat Ryan berada.
Ryan mungkin menyadari jika apa yang ia lakukan adalah bentuk bakti terakhirnya kepada negara yang sangat ia cintai, meski hal tersebut harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Setelah kejadian tersebut, jasad Ryan berhasil ditemukan oleh kelompok pencari, dimana Sersan Larry Bayot dari Divisi Pengintaian dari Infantri Divisi 1 juga ikut di dalamnya.
Sersan Larry tak lain adalah ayah dari prajurit pemberani ini.
Saat diwawancarai, sang ayah mengaku jika putranya tak mengalami luka fatal.
Akan tetapi, wajahnya, saat ditemukan, mengalami kerusakan parah dan luka bekas sayatan terlihat menganga di lehernya.
Diduga, kelompok pemberontak berusaha untuk menyiksa dan memenggal kepala Ryan saat Ryan sudah kehabisan amunisi.
Jasad Ryan beserta jasad 6 orang rekannya berhasil ditemukan pada 28 Mei 2017, empat hari setelah mereka dinyatakan tewas akibat serangan kelompok pemberontak.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bahkan secara langsung memberikan medali kehormatan kepada ayah Ryan atas jasa serta keberanian putranya.
Duterte juga berjanji akan memberikan bantuan dana serta santunan pendidikan kepada semua anggota keluarga dari tentara yang berhasil selamat.(Ahmad Sadam Husen/Tribunews.com)
0 Response to ""Bom Saja Lokasiku Pak" Ujar Tentara Ini yang Akhirnya Kehilangan Nyawa Demi Negara"
Posting Komentar