Sungguh Miris!! Kisah Rusmina, Minum Darah dan Hidup Sulit Usai Perang Demi Kemerdekaan | Semangat Perjuangan

Sungguh Miris!! Kisah Rusmina, Minum Darah dan Hidup Sulit Usai Perang Demi Kemerdekaan

Lelah karena tak ingin lagi dijajah, seluruh rakyat Indonesia bersatu mengangkat bambu runcing melawan penjajah demi kemerdekaan. Namun dari sekian banyak orang yang berjuang demi mempertahankan negeri ini, tersebutlah seorang wanita bernama Rusmina.

Meski dia wanita, jangan remehkan Rusmina. Dengan hanya bambu bambu runcing, wanita yang kini telah berumur genap 100 tahun itu, bisa membantai orang-orang Belanda dan Jepang yang dulu menjajah Tanah Air.

Rusmina lantas bercerita tentang peperangan lima hari lima malam di Palembang tahun 1947. "Waktu itu semangat saya berkobar. Kalau lihat Belanda atau Jepang langsung emosi, biar ta' bunuh saja," ungkapnya yang dilansir dari merdeka.com.

Dalam peperangan tersebut, Rusmina merasakan panasnya peluru yang dilesakkan lawan. Darah mengucur dari dada.

Beruntung, peluru datang dari arah samping dan hanya mengenai payudaranya sebelah kiri. Karena luka yang membahayakan, tim kesehatan memutuskan mengoperasi payudara Rusmina.

Tapi sakitnya tertembak itu tak menyulutkan semangat juang Rusmina untuk kembali mengangkat bambu runcing. Dia terjun lagi ke medan peperangan tanpa paksaan siapapun. Dia bertekad, andilnya dalam peperangan bisa mengusir musih dari Tanah Air.

Ketika ditanya perasaannya membunuh musuh, wanita asal Cirebon, Jawa Barat itu menjawab menggebu-gebu. Dia mengatakan makin banyak penjajah terbunuh, semakin membuatnya semangat bertempur.

"Wah semangat semakin hebat, makin beringas. Kalau bisa, semuanya saya bunuh. Puas, Belanda dan Jepang dibunuh pakai bambu runcing. Banyak orang bilang, saya ini wanita tapi kok kuat ya. Tidak ada takut-takutnya," kata Rusmina sambil bercanda.

Minum darah
Ketika menceritakan awal mulanya dia memutuskan masuk barisan para pejuang, matanya berkaca-kaca. Betapa teguh pendiriannya meninggalkan orangtua dan 11 saudaranya di Cirebon untuk maju di medan tempur.

"Keluarga melarang, tapi saya sudah bulat, saya pingin jadi pejuang. Alhamdulillah diterima jadi tentara waktu itu," ungkap Rusmina.

Dari sekian banyak pengalaman yang dialami, Rusmina tidak bisa melupakan suatu peristiwa yang secara naluri tak masuk akal dan menjijikkan. Peristiwa itu adalah meminum darah.

Saat itu, seluruh pejuang sedang istirahat usai perang. Banyak korban yang jatuh dari kedua pihak. Tak lama, komandannya membawa sebuah wadah berisi darah. Mereka pun bertanya untuk apa darah tersebut, ternyata itu adalah darah teman seperjuangannya yang tewas tertembak Belanda.

Tanpa diduga, para pejuang disuruh meminum darah itu. Meski tak dipaksa, mereka menuruti perintah itu karena mendengar alasan bahwa dengan meminum darah teman sendiri jiwa patriot tentara akan semakin berkobar dan tanpa ada rasa takut.

"Jijik sekali meminumnya. Saya cuma satu sendok. Katanya biar semangat lagi. Tapi memang beda. Tangan ini ingin mengepal terus. Bahkan sampai sekarang emosi saya masih meledak-ledak," kata dia.

Hidup Sulit Usai Perang

Setelah tidak lagi berjuang, dia bekerja serabutan. Rusmina pernah bekerja di bioskop, jadi petugas karcis masuk, hingga berdagang kemplang.

Kemplang adalah makanan khas Palembang d Pasar Cinde. Jarak tempat dagangannya itu dekat dengan tempat tinggalnya di sebuah gubuk reot di belakang pasar. "Walaupun jelek, saya mengontrak. Uangnya dari hasil jualan kemplang," tuturnya.

Semenjak ditinggal suami dan anaknya semata wayangnya tahun 1962, dia harus menelan kehidupan pahit. Semua harta benda yang dimilikinya, mulai dari penghargaan dari Presiden Soekarno, surat-surat penting hingga barang berharga miliknya, dicuri orang di kereta api dalam perjalanan dari Cirebon ke Palembang.

"Sampai ke stasiun sini, tas saya hilang dicuri orang. Semuanya habis, tinggal baju di badan," tuturnya. Namun pada tahun 2009, Rusmina bertemu dengan seseorang dan mengajaknya tinggal di panti jompo milik Dinas Sosial Palembang.

Saat tinggal di panti, Rusmina bersama penghuni panti pernah menonton berita korupsi di televisi yang tengah hangat kala itu, yakni terungkapnya kasus korupsi Wisma Atlet di Hambalang yang melibatkan eks bendahara Partai Demokrat, Nazaruddin.

Geram dengan kelakuan politikus korup, Rusmina teriak kencang. Rusmina mengoceh sendirian, menyesali kondisi bangsa saat ini. Para penghuni yang sedang khusyuk menonton TV, kaget dengan ulah Rusmina.

"Saya kecewa. Dulu tidak ada korupsi, mau jadi tentara mudah. Orang dulu susah perang, sekarang malah habisi uang rakyat. Saya tidak ingin dihargai sebagai pejuang, tapi saya minta jangan rusak pengorbanan kami sebelum Indonesia merdeka," ujar Rusmina. (ita)

sumber

0 Response to "Sungguh Miris!! Kisah Rusmina, Minum Darah dan Hidup Sulit Usai Perang Demi Kemerdekaan"

Posting Komentar